Hai Teman-teman, kalian tau nggak lapisan ozon? Lapisan Ozon sekarang udah mulai bolong. Kalau mau tau ceritanya, coba baca ini
Babak kedua "Perang Ozon" tampaknya dimenangkan para ilmuwan dan pecinta lingkungan. Awal Desember lalu pemerintah federal Amerika Serikat mengajukan RUU Pembatasan Penggunaan CFC dan halon pada Senat. Presiden Reagan dalam pekan-pekan ini direncanakan juga akan menyampaikan Perjanjian Montreal pada Senat untuk diratifikasi. Ini berarti kekalahan buat pihak industrialis. Kecemasan akan bahaya klorofluorokarbon (CFC) alias freon pada rusaknya lapisan ozon di lapisan stratosfer bumi sudah lama berkecamuk. Sejumlah besar negara industri dan berkembang, September 1987, berembuk di Montreal, Kanada, untuk membahas masalah tersebut. Hasilnya: perjanjian untuk mengontrol penggunaan zat kimia biang kerok itu. Tapi tampaknya baru pemerintah AS yang mengambil langkah konkret pertama. RUU yang membatasi penggunaan CFC dan halon (zat kimia buatan yang biasa digunakan sebagai campuran pembuatan busa semprotan pemadam kebakaran) itu isinya sesuai dengan hasil perjanjian yang ditandatangani 23 negara di Montreal: membekukan penggunaan seluruh CFC pada tingkat produksi 1986 yang akan mulai diterapkan pada 1989. Jumlah ini akan terus dikurangi, 20% pada 1994 dan 50% pada 1999. Sedang halon pada 1994 dibekukan penggunaannya pada tingkat produksi 1986, tanpa dilakukan pengurangan untuk seterusnya. Seperti diketahui, sejumlah penelitian oleh para ilmuwan pada tahun-tahun belakangan ini menunjukkan penurunan drastis kadar ozon di atas Antartika yang bersuhu rendah, tempat terkonsentrasinya gas buangan industri yang terbawa arus angin di atas bumi. Menipisnya lapisan ozon pada stratosfer bumi yang dikenal dengan istilah "lubang ozon" menimbulkan berbagai bencana. Maklum, "langit bolong" itu berarti sinar ultraviolet yang berasal dari matahari tak lagi bisa diserap lapisan ozon. Sinar ultraviolet dalam kadar yang cukup tinggi mampu membunuh sel. Pada manusia, misalnya, sel kulit yang terkena sinar itu dapat mengalami perubahan sifat dan menjadi sel kanker. Langit bolong itu juga merusakkan alam, tumbuhan, dan panen. Bumi juga makin panas, karena peningkatan penggunaan CFC akan lebih membantu terjadinya "efek rumah kaca". Menurut sejumlah penelitian, CFC yang naik ke lapisan stratosfer mengalami reaksi kimia setelah terkena sinar ultraviolet, yang membebaskan atom klor. Atom klor inilah algojo yang dengan cepat membunuh molekul ozon. Setiap atom klor diperkirakan dapat merusakkan 100.000 molekul ozon. Awal Oktober silam, Proyek Punta Arena (penelitian lubang ozon Antartika yang bermarkas di Punta Arena, Chili) yang dikoordinasi NASA bahkan mengungkapkan keadaan yang lebih buruk. Lubang ozon di Antartika ternyata lehih rusak ketimbang sebelumnya: 50% gas itu sudah lenyap selama periode terpanas di kutub (polar thaw) dibanding 1985, yang masih 40%. Jutaan tahun lamanya proses pembentukan dan penghancuran ozon berjalan seimbang. Pada 1928, sekelompok ahli kimia pada perusahaan Gencral Motor di AS menemukan gas nontozic (artinya tak secara mudah bereaksi dengan unsur lain) yang pada awalnya digunakan sebagai alat pendingin (refrigerant) pada lemari es. Pada 1960, para pengusaha barang-bara konsumsi menggunakan gas jenis serupa yang disebut klorofluorokarbon (CFC). Sebagai alat propellant (bahan penendang) dalam bentuk aerosol spray (penyemprot). Maka revolusi penggunaan kaleng semprot pun dimulai, dari pembasmi serangga, air spray, sampai minyak wangi. Pada 1974, bisnis barang-barang semprot itu menyerap 50% pasar CFC. Selain itu, CFC juga digunakan untuk bahan pembantu pembuat busa plastik (kasur busa, misalnya). Pada 1973 saja, di AS bisnis yang menyangkut CFC bentuk aerosol diperkirakan bernilai US$ 3 milyar per tahun. Dewasa ini di AS tiap tahun digunakan sekitar 700 juta pon CFC. Pada pertengahan 1970, penggunaan CFC aerosol di AS, Kanada, dan sejumlah negara Skandinavia sudah dilarang. Tapi negara industri lain tidak mengikuti jejak itu. Akibatnya, penggunaan zat kimia perusak ozon ini secara menyeluruh berkembang pesat. Tindakan pencegahan, seperti ruu Pembatasan di AS itu, diharapkan akan mengurangi proses perusakan ozon. Toh banyak pakar lingkungan yang belum puas. David D. Doniger, seorang ahli hukum yang menjadi pakar polusi udara di Natural Resources Defense Council, AS, misalnya. Ia menyebut pengurangan sampai 85% dari tingkat produksi CFC pun hanya cukup untuk menjaga kadar CFC di langit pada tingkat saat lni. Memang banyak yang menginginkan produksi CFC "dihabiskan" saja. Pada Februari 1986, di Senat AS pernah dibicarakan gagasan pembatasan penggunaan CFC yang pada akhirnya menuju penghapusan seluruh produk kimia buatan ini pada 1990. Pembicaraan itu, karena mendapat tantangan keras pihak industrialis, macet. Mereka menyebut segala keributan soal kerusakan lapisan ozon itu sebagai ulah berlebihan pakar ilmu dan lingkungan, karena, "penyebab sesungguhnya menipisnya ozon belum jelas terdeteksi." Perang ozon ini jelas akan membuat harga CFC berlipat. Pendaurulangan bahan kimia ini diperkirakan juga akan meningkat. Sementara itu, riset untuk mencari bahan pengganti yang lebih aman diduga akan lebih digalakkan. Farida Sandjaja
Sumber : Tempo online
Selasa, 16 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar